Buaya Nil – Fakta, Makanan, Habitat, Populasi, Gambar | Gerava.com
Home » Reptil » Buaya Nil – Fakta, Makanan, Habitat, Populasi, Gambar

Buaya Nil – Fakta, Makanan, Habitat, Populasi, Gambar

Buaya Nil (Crocodylus niloticus) adalah salah satu spesies buaya terbesar di dunia. Reptil ini adalah predator air yang sangat mudah beradaptasi. Betinanya jelas lebih kecil dari pejantan. Tubuhnya ramping, ekornya panjang dan kokoh, dan kaki belakangnya berselaput. Mereka memiliki rahang yang panjang dan kuat, yang sangat pas untuk menangkap mangsa. Karena memiliki katup khusus di bagian belakang tenggorokan mereka, buaya ini dapat bergerak di bawah air dengan mulut terbuka, meraih dan menahan mangsanya tanpa menelan air.

Buaya Nil

Buaya Nil memiliki tubuh abu-abu zaitun dan perut kekuningan. Buaya muda dicirikan dengan warna zaitun-cokelat gelap atau kehijauan dan garis melintang berwarna hitam di seluruh tubuh dan ekornya. Saat buaya tumbuh, garis-garis pada tubuhnya menjadi lebih redup.

Buaya Nil diperkirakan bisa hidup antara 50-80 tahun. Mereka bisa mencapai kecepatan 35 km/jam. Berat badannya 225-500 kg, sedangkan panjangnya 3,5-6 meter. Populasi mereka berkisar antara 250 sampai 500 ekor.

Sebaran

Buaya Nil tersebar luas di seluruh sub-Sahara Afrika. Reptil buas ini paling sering muncul di Afrika tengah, timur, dan selatan serta Madagaskar barat. Sebagai hewan akuatik, buaya Nil biasanya ditemukan di sungai, danau air tawar besar, rawa air tawar, rawa bakau, dan juga muara pesisir.

Perilaku

Buaya Nil adalah hewan soliter, namun mereka kadang-kadang terlihat makan dalam kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu. Mereka biasanya menggunakan teknik khusus, mengepung area perairan tertentu untuk memusatkan ikan di dalamnya. Kemudian, hierarki dominasi yang memutuskan anggota kelompok yang akan makan terlebih dahulu.

Mereka kebanyakan nokturnal. Pada siang hari, buaya biasanya berjemur atau mendinginkan tubuh di air jika diperlukan. Buaya jantan sangat teritorial; mereka berpatroli dan mempertahankan wilayah mereka, yang sering kali termasuk bagian dari garis pantai, memanjang sekitar 50 meter ke dalam air.

Buaya Nil biasanya menyelam selama beberapa menit sebelum mereka muncul ke permukaan, namun ketika terancam mereka dapat tetap menyelam hingga 30 menit. Selain itu, ketika benar-benar tidak aktif, reptil ini mampu menahan napas selama 2 jam. Mereka adalah pelari yang luar biasa cepat dan secara umum buaya ini memiliki refleks yang sangat cepat, tetapi sayangnya mereka juga cepat lelah.

Makanan

Buaya Sungai Nil

Sebagai hewan karnivora, buaya Nil memakan berbagai spesies hewan, meliputi serangga, amfibi, ikan, dan mamalia darat seperti jerapah atau kerbau Cape. Buaya yang baru menetas biasanya belajar makan dengan serangga sebelum memakan mangsa yang lebih besar.

Perilaku kawin

Buaya Nil memiliki sistem perkawinan poligini, di mana satu pejantan bisa memiliki sejumlah betina. Buaya jantan biasanya menarik betina yang reseptif dengan membuat berbagai macam suara melalui teriakan, menghempaskan moncong mereka ke dalam air, atau menghembuskan air dari hidung mereka. Pejantan yang lebih besar biasanya lebih berhasil dalam menemukan pasangan.

Musim bersarang pada spesies ini terjadi pada bulan November-Desember. Selama periode ini, buaya betina menggali sarang yang merupakan lubang di tepi sungai atau dasar sungai berpasir. Kemudian, 25-80 telur diletakkan dan diinkubasi selama 80-90 hari. Ketika waktu penetasan mendekat, sang betina membuka sarangnya, membawa bayi-bayinya ke air.

Setelah beberapa saat, bayi-bayi buaya akan bergabung dengan buaya-buaya remaja di sarang yang dijaga oleh betina. Bayi buaya dapat tetap berada di sarang ini selama dua tahun pertama kehidupan mereka. Buaya Nil akan matang secara seksual pada usia 12-16 tahun.

Populasi

Ancaman utama terhadap buaya Nil berkaitan dengan manusia. Mereka menarik para pemburu yang menginginkan kulitnya, yang digunakan dalam produksi kulit berkualitas tinggi. Di sisi lain, sebagai predator besar dan berbahaya, buaya Nil menghadapi serangan dari manusia yang merusak sarang mereka dan sering membunuhi buaya.

Ketika mencoba mengeluarkan ikan yang ditangkap jaring ikan, buaya Nil terkadang merusak jaring yang menyebabkan konflik antara mereka dengan nelayan. Di Greater St Lucia Wetland Park di Afrika Selatan, hewan-hewan ini terancam oleh invasi tanaman eksotis yang menaungi dan menggantikan lokasi sarang mereka, mendinginkan telur mereka, yang berpotensi menciptakan populasi yang semuanya betina.

Digolongkan sebagai Least Concern (LC) dalam Daftar Merah IUCN, buaya Nil saat ini tidak terancam punah. Perkiraan keseluruhan populasi buaya Nil bervariasi dari 250.000 hingga 500.000 ekor.

Fakta-fakta unik

Jenis kelamin anak buaya sangat tergantung pada suhu inkubasi: ketika suhu kurang dari 31 derajat Celsius, anak buaya cenderung betina, sedangkan bila suhu lebih dari 31-34 derajat Celsius, biasanya menghasilkan jantan. Ketika waktu penetasan tiba, bayi-bayi buaya mengeluarkan suara panggilan, betina akan mendengar panggilan itu dan menggali telur, membantu bayi-bayinya keluar.

Buaya-buaya ini, bersama dengan telurnya, juga ditemukan di kuburan Mesir.

Metabolisme ektotermik sangat bermanfaat bagi mereka. Seekor Buaya Nil besar dengan berat lebih dari 900 kg mampu hidup tanpa makan cukup lama.

Ketika bayi buaya terancam, sang ibu mengambilnya, membawanya ke dalam kantong gular (tenggorokan), tempat mereka berlindung.

Biasanya, kedua orang tua buaya membantu bayi keluar dari telur; mereka menggulung telur di antara lidah dan langit-langit, meretakkan kulit telur untuk memudahkan bayi keluar dari telur.