Mengapa Kucing Muntah? Kenali Semua Penyebabnya Yuk!
Sakit perut sebenarnya lebih sering terjadi pada kucing daripada yang Anda kira. Tapi bagaimana Anda bisa tahu kalau itu adalah masalah serius? Setiap pemilik kucing harus mengenali tanda-tanda kucing sakit perut: suara meong yang terdengar sedih, tersedak, dan muntah. Tetapi dalam sekejap, kucing itu tampaknya sehat kembali.
Meskipun ini bukanlah hal yang menyenangkan, muntah adalah sesuatu yang tampaknya dilakukan kucing pada satu titik kehidupannya. Banyak pemilik kucing menerima ini sebagai bagian alami dari memiliki hewan peliharaan, tetapi tidak harus seperti itu juga. Mengetahui apa yang memicu sakit perut dan apa yang bisa Anda lakukan akan membuat kucing piaraan Anda hidup lebih bahagia.
Kucing muntah, apakah harus khawatir?
Muntah kucing yang berulang tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan dehidrasi. Tapi karena muntah biasa terjadi pada kucing, bagaimana cara mengetahui bahwa itu normal atau tidak? “Pedoman umum adalah bahwa jika kucing muntah satu hingga tiga kali dalam sebulan, kami menganggap ini ‘normal,’” kata Dr. William Folger, seorang DVM (Doctor of Veterinary Medicine) dari Houston sebagaimana dikutip IAMS.
Dr. William Folger menganggap ini serius jika muntah terjadi dua kali sehari selama dua atau tiga hari. Jika kucing Anda berhenti makan, terlihat seperti sakit perut, muntah terus menerus, atau ada darah dalam muntahannya, bawalah dia ke dokter hewan segera.
Dan, seperti biasa, jika Anda curiga bahwa ada masalah lain yang bisa membahayakan nyawa hewan peliharaan Anda, hubungi dokter hewan. Kunjungan ke klinik hewan dapat membantu meringankan ketidaknyamanan dan kekhawatiran kucing Anda.
Kenapa kucing muntah?
Banyak pemilik yang mengira bahwa kucing muntah ialah karena hairball, tetapi itu bukanlah satu-satunya penyebab muntah. Setidaknya ada dua penyebab utama dari sakit perut:
Makan terlalu cepat penyebab kucing muntah
Kucing terkadang makan terlalu banyak dan terlalu cepat. Ketika dinding perut terlalu cepat mengembang, sebuah sinyal dikirim ke otak untuk memicu regurgitasi. Dalam kasus ini, keluarnya makanan kucing dari perut adalah akibat dari regurgitasi, bukan muntah yang sebenarnya.
Ketika kucing mengalami regurgitasi, dia mengeluarkan cairan dan makanan dari kerongkongannya dengan membuka mulut -tidak seperti muntah, di mana kucing tersedak dan muntah. Makanan yang dimuntahkan masih berbentuk dan mungkin berbau fermentasi.
“Kucing yang makan terlalu cepat karena rakus atau tertekan oleh persaingan makan (dengan kucing lain) dapat muntah segera setelah makan,” kata Dr. Sara Stephens, seorang DVM dari Montana.
Tetapi jangan menganggap regurgitasi selalu merupakan kasus makan terlalu cepat. Ini bisa disebabkan oleh masalah kerongkongan, penyumbatan saluran pencernaan, hairball, atau dehidrasi. Jika Anda telah memaksa kucing Anda untuk makan perlahan dan dia masih memiliki masalah, hubungi dokter hewan.
Rasa keingintahuan yang tinggi
Rumput, karpet, dan kertas toilet adalah beberapa hal yang dapat dicerna kucing dan kemudian dimuntahkan. Muntah adalah mekanisme perlindungan, cara alami untuk membersihkan sistem pencernaan kucing Anda.
Namun, terkadang rasa ingin tahu kucing dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Tali, bagian mainan, dan bulu adalah benda-benda favorit kucing dan dapat tertinggal di perut atau usus ketika tertelan, menyebabkan muntah berulang dan tekanan berat. Jika kucing menunjukkan gejala-gejala ini, bawalah segera ke dokter hewan; operasi biasanya diperlukan untuk mengambil benda yang tertelan.
Tindakan pencegahan
Seringkali, pemilik menganggap muntahan hewan peliharaan sebagai bagian alami dari perilaku mereka, tetapi hanya karena kucing tampak sakit perut biasa, bukan berarti Anda bisa mendiamkannya.
Salah satu langkah pencegahan sederhana adalah membuat kucing makan lebih pelan atau makan lebih sedikit. Dr. Stephens merekomendasikan porsi yang lebih kecil, sedikit mengangkat mangkuk makanan kucing Anda, atau memasukkan benda, seperti bola, ke dalam mangkuknya. Kucing akan dipaksa makan di sekitar bola dan dengan demikian makannya akan melambat.
Jika Anda melakukan ini, pastikan bola tidak terlalu kecil agar tidak bisa ditelan kucing. Dan bila kucing Anda banyak, cobalah untuk memberi makan mereka secara terpisah dan tidak bersamaan agar kucing tidak berebutan makanan.
Jika solusi sederhana ini tidak berhasil, perhatikan perilaku dan reaksi makan kucing Anda. Anda bisa mencoba mengubah pola makan kucing.
Masalah makanan
“Biasanya, ketika Anda beralih ke makanan berkualitas tinggi, tidak akan ada masalah,” kata dr. Stephens. Berikut ini adalah beberapa kiat untuk membantu memastikan perubahan pola makan kucing Anda berjalan sukses:
Lakukan secara perlahan
Lakukan perubahan makan secara bertahap untuk memungkinkan kucing Anda menyesuaikan diri. “Pastikan kucing makan sesuatu setiap hari,” saran dr. Stephens “Seekor kucing yang berhenti makan tiba-tiba dapat mengembangkan masalah hati.”
Tingkatkan cita rasa makanan
Mengubah makanan basah ke makanan kering atau sebaliknya juga harus dilakukan secara bertahap. Banyak kucing merasa makanan kaleng lebih enak. Jika Anda beralih ke makanan kering, tambahkan air dan hangatkan sedikit agar lebih menggugah selera. Buang makanan yang tidak dimakan setelah 20 menit untuk mencegah pembusukan.
Ukur porsinya
Berapa banyak makanan yang harus Anda berikan? Usia, jenis kelamin, ras, tingkat aktivitas, dan kesehatan kucing secara keseluruhan perlu dipertimbangkan. Bicaralah dengan dokter hewan, lalu baca rekomendasi porsi dalam label makanan. Pilihlah makanan premium yang lebih padat gizi daripad, bukan padat isi (filler).
Perhatian
Selain pengukuran porsi yang cermat, timbang juga kucing Anda secara teratur dan sesuaikan jumlah makanan setelah beralih ke makanan premium. Kucing Anda mungkin akan tampak bahagia jika Anda memberinya makan berlebih. Namun seiring waktu, dia bisa menjadi kelebihan berat badan. Masalah perut bisa hilang dengan bantuan dokter hewan dan sedikit usaha dari Anda sendiri.