Mengapa Ada Orang yang Tidak Suka Kucing? Berikut Penyebabnya | Gerava.com
Home » Kucing » Mengapa Ada Orang yang Tidak Suka Kucing? Berikut Penyebabnya

Mengapa Ada Orang yang Tidak Suka Kucing? Berikut Penyebabnya

Bagi mereka yang menganggap kucing sebagai anggota keluarga, hampir tidak dapat dibayangkan oleh mereka bahwa beberapa orang tidak menyukai kucing atau bahkan membenci kucing. Tetapi meskipun kita tidak dapat sepenuhnya memahami mengapa beberapa orang tidak menyukai sifat-sifat yang dimiliki sebagian besar kucing, masih ada beberapa alasan logis lainnya untuk menghindari kucing.

Kucing nakal

Apa saja sih alasan orang membenci kucing? Berikut alasan-alasannya.

Alergi kucing

Dapat dimengerti mengapa orang yang alergi terhadap kucing menolak untuk berada di dekat kucing. Mereka tidak “membenci” kucing secara mutlak, tetapi mereka mungkin membenci dander kucing yang memicu gejala alergi ringan sampai parah.

Bulu kucing dan bulu hewan peliharaan lainnya sebenarnya bukanlah penyebabnya; pemicu reaksi alergi adalah protein pelindung lapisan bulu yang dikeluarkan oleh kulit kucing. Orang yang mengidap alergi kucing juga bisa bereaksi terhadap molekul protein yang disekresikan ke dalam air liur atau urin kucing.

Sayangnya, ada kepercayaan luas bahwa alergi kucing hanya berasal dari “debu dan bulu.” Masyarakat umum kurang memiliki kesadaran akan penyebab sebenarnya, yaitu suatu reaksi yang bersifat kimiawi, yang mampu memicu reaksi yang sangat kuat.

Alergi kucing bisa sangat parah sehingga menyebabkan reaksi anafilaksis seperti alergi terhadap kacang dan makanan lain yang mengancam jiwa. Ini dapat menyebabkan penutupan saluran udara sehingga membutuhkan perhatian medis darurat.

Gejala alergi kucing dapat meliputi:

  • Mata, hidung, dan tenggorokan bengkak, gatal, dan berair
  • Batuk dan bersin kejang
  • Reaksi asma
  • Gatal-gatal atau ruam
  • Timbulnya gejala dapat berkisar dari satu menit hingga beberapa jam setelah paparan

Teritori kucing yang sangat luas

Benci kucing

Jika diberi kesempatan, sebagian besar kucing akan memilih untuk buang air besar di luar di kebun yang subur dan terawat, bahkan jika tanah itu ada di halaman tetangga. Kucing yang tinggal di luar akan membiarkan kotorannya tidak tertutup sebagai tanda teritorial untuk menyampaikan informasi ke kucing lain di area tersebut. Rumah terdekat tidak akan selamat karena kucing tidak memahami garis properti atau batas halaman lainnya.

Kucing juga akan menyemprotkan air seni ke dinding luar dan pintu rumah lain di lingkungan tersebut untuk menandai wilayah luar mereka, terutama jika diketahui ada kucing tinggal di dalam rumah tersebut. Ini menyebabkan dua masalah terpisah ketika kucing di dalam ruangan mengamati kucing di luar melalui jendela atau mencium bau tajam dari semprotan urinnya:

Agresi salah sasaran: Ketika seekor kucing rumahan melihat kucing asing di halamannya, dia bisa secara refleks bertindak agresif terhadap kucing terdekat yang ada, tak terkecuali salah satu teman serumahnya yang tidak bersalah.

Penyemprotan teritorial: Dengan cara yang sama, jika kucing asing cukup berani untuk menyemprotkan urin di bagian luar pintu, kucing yang tinggal di sana secara naluriah akan menandai bagian dalam pintu yang sama.

Perilaku-perilaku ini membuat banyak orang enggan memelihara kucing. Mereka bisa membuat segalanya berantakan!

Menggigit dan mencakar

Kucing mampu dan mau mengomunikasikan kesukaan dan ketidaksukaannya. Mereka sering berkomunikasi dengan cukup vokal dan kadang-kadang bahkan secara fisik menggunakan gerakan cepat cakarnya ketika terlalu terstimulasi karena belaian yang berlebihan.

Perilaku mencakar dan menggigit yang agresif dipelajari sejak dini dalam kehidupan kucing saat masih kecil. Kucing yang diajari bahwa tangan manusia adalah mainan akan sering menggigit tangan pemiliknya ketika mereka tumbuh menjadi dewasa.

Mungkin saja orang yang tidak menyukai kucing memiliki pengalaman buruk dengan kucing saat orang itu masih anak-anak; orang dewasa harus selalu hadir untuk mengajari anak-anak dan kucing tentang batasan bermain yang aman. Banyak keluarga muda bahkan melepaskan kucing pertama mereka karena perilaku mencakar atau menggigit secara main-main yang disalahpahami ini.

Hubungan yang sulit dengan manusia

Beberapa orang tidak suka kucing karena mereka plin-plan, cuek, dan suka menyendiri dalam hubungannya dengan pemilik mereka. Jika seseorang membuat kucing tidak nyaman atau ketakutan, kucing hampir pasti akan mendesis atau menyerang.

Dibandingkan dengan anjing yang lebih periang, kucing mungkin tampak tidak menghargai pemliknya. Namun di alam liar, kucing dan anjing mengembangkan gaya hidup yang sangat berbeda. Anjing hidup dalam kawanan keluarga karena kerja tim diperlukan untuk memburu mangsa besar.

Di sisi lain, kucing liar memakan mangsa yang lebih kecil dan berkembang menjadi pemburu dan pencari ikan tunggal. Namun sifat independen kucing itulah yang membuatnya sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan rutinitas sehari-hari kita yang terus berubah.

Selama kucing disosialisasikan kepada manusia sejak kecil, kucing dapat membentuk ikatan yang erat dengan manusia mereka. Tetapi ketika kucing yang mandiri bertindak sesuka hati, ini paling sering disebabkan oleh kehadiran orang baru di dalam rumah.

Bahkan kucing yang paling pemalu pun masih sangat jeli dalam menilai unsur ancaman dari pendatang baru itu. Namun seiring berjalannya waktu, kucing akan belajar dan biasanya akan mau menerima orang baru tersebut sebagai teman dan pengasuhnya yang tepercaya.