Kenalan Dengan Ikan Sidat, Ikan Panjang yang Menyerupai Belut | Gerava.com
Home » Ikan » Ikan Konsumsi » Kenalan Dengan Ikan Sidat, Ikan Panjang yang Menyerupai Belut

Kenalan Dengan Ikan Sidat, Ikan Panjang yang Menyerupai Belut

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, nama ikan sidat masih terdengar asing di telinga. Ikan sidat (Anguilla spp.) merupakan salah satu ikan yang hidup di perairan tawar maupun asin. Namanya masih kalah bersaing dari jenis ikan lain di perairan Indonesia. Ikan ini memiliki bentuk yang menyerupai belut sawah. Di Indonesia, ikan ini banyak di temukan di daerah perbatasan laut dalam seperti pantai pantai selatan di pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai Kalimantan, dan Sulawesi. Serta kepulauan Mauluku hingga Irian Barat.

Meskipun tidak begitu populer di Indonesia, akan tetapi, di kawasan Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Cina, dan Taiwan ikan ini begitu digemari, khususnya Jepang. Ikan ini menjadi salah satu kuliner favorit di negeri matahari terbit tersebut.  Di Jepang, ikan ini dikenal dengan nama Unagi. Untuk itulah, kebanyakan orang Indonesia lebih familiar menyebutnya sebagai ikan Unagi.

Karakteristik Ikan Sidat

Jika dilihat sekilas, ikan sidat memiliki kemiripan dengan belut. Akan tetapi, bila diperhatikan lebih dekat, maka perbedaan di antara keduanya akan terlihat jelas. Ikan sidat memiliki bentuk tubuh yang lebih silindris dengan kepala yang berbentuk bulat telur, panjang tubuhnya berkisar antara 15 – 200 cm dengan berat mencapai 25 kg tergantung pada jenisnya. Bentuk tubuhnya yang memanjang menyerupai ular sangat membantu pergerakan ikan ini untuk berenang pada celah-celah sempit serta lubang dasar perairan.

Ikan sidat memiliki pectoral atau dada yang sempurna yang terdapat di bagian belakang tutup insangnya, sirip ekor atau caudal, dan sirip anal yang berhubungan satu sama lain. Sirip pada ikan ini dilengkapi dengan jari-jari yang lunak.

Ikan ini merupaka satu-satunya jenis yang termasuk ke dalam famili Anguillidae, sehingga ciri-cirinya cenderung memanjang seperti belut dan ular, memiliki sirip dorsal, sirip dada, dan tubuhnya yang diliputi dengan sisik-sisik halus.

Sama seperti jenis ikan lainnya, organ pernafasan ikan sidat berupa insang yang berjumlah empat pasang. Insang tersebut terletak pada rongga branchial, di mana setiap lembar insangnya terdiri atas beberapa flamen yang terbentuk dari sejumlah lamella yang di dalamnya terdapat jeringan pembuluh darah. Ikan ini juga memiliki kemampuan bertahan cukup lama di udara terbuka dengan kelembapan tinggi. Hal ini dikarenakan ikan sidat memiliki kecenderungan mengambil oksigen dari udara secara langsung.

Kebiasaan Makan

Ikan sidat merupakan ikan karnivora. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian pada lambung ikan sidat dewasa, di mana dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa jenis makanannya berupa udang, keong, dan kepiting. Selain itu ikan sidat juga memakan jenis ikan-ikan kecil, plankton, serta jenis insekta lain. Akan tetapi, hal tersebut tentunya sesuai dengan jenis organisme yang ada pada habitatnya. Untuk itulah, pertumbuhannya sangat tergantung pada kehidupan organisme di sekitarnya.

Umumnya, ikan sidat jantan akan dianggap dewasa apabila telah berumur 3-4 tahun. Sedangkan, sidat betina sekitar 4-5 tahun. Ikan sidat dewasa akan kembali ke laut untuk mencari spawning ground sebelum akhirnya mati setelah pemijahan. Ikan ini hanya bertelur satu kali dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan setelah bertelur, maka mereka akan mati .

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Ikan sidat memiliki pertumbuhan yang cenderung cepat. Hal ini dikarenakan adanya kelebihan energi yang masuk sehingga pertumbuhan ikan ini menjadi lebih cepat dibandingkan jenis ikan lain. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan makan yang relatif dalam jumlah yang banyak, hal ini tentu disesuaikan dengan keadaan di sekitar habitatnya.

Penyebab pertumbuhan ikan ini lambat karena nafsu makannya yang kurang, kualitas sumber makanan yang rendah,  lingkungan yang tidak mendukung, serta penebaran yang tinggi. Jika dalam pembudidayaan, maka bisa jadi bak penampungannya tidak sempurna sehingga menyebabkan penyakit pada ekornya.

Ikan ini memliki siklus hidup yang di mana ikan ini akan mengalami lima fase antara lain pre-leptocephalus, leptocephalus, glass eel, serta dewasa, serta induk. Mereka juga memiliki sifat katadromus, yaitu apabila saat masa memijah maka mereka akan hidup bermigrasi ke tengah laut. Sedangkan pada saat normal, maka tetap di perairan tawar.

Biasanya, sidat memerlukan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke laut lepas. Mereka harus mengikuti aliran yang sangat deras dan menuruni air terjun yang sangat tinggi. Belum sampai di situ saja, ketika telah sampai pada muara sungai, maka ikan sidat harus mentang terjangan gelombang besar sebelum akhirnya tiba di tengah laut dan beradaptasi dengan adanya perubahan kadar air tawar menjadi air asin.

Perbedaan Ikan Sidat dengan Belut

Sekilas, ikan ini memiliki bentuk yang menyerupai belut. Hal ini dikarenakan bentuk tubuhnya yang memanjang menyerupai belut. Padahal, keduanya merupakan spesies yang sangat berbeda. Lantas, apa yang membedakan keduanya?

  • Struktur Tubuh

Sama-sama memiliki bentuk tubuh yang memanjang, akan tetapi jika dilihat lagi dengan seksama maka akan terlihat jelas perbedaannya. Belut memiliki mata kecil serta memiliki lapisan lendir dan tidak bersirip dan sisik. Sedangkan ikan sidat memiliki sirip yang terletak di dekat kepala. Sebagian orang bahkan terkecoh dengan sirip tersebut, dan sering dianggap telinga oleh orang awam. Selain itu, sidat memiliki sisik yang berbentuk seperti anyaman bambu.

  • Habitat

Tubuh belut bersifat fleksibel untuk memudahkannya untuk hidup di daerah berlumpur, sedangkan sidat hidup di dua jenis perairan yaitu tawar dan asin. Belut mampu bertahan hidup dengan kadar oksigen yang rendah, sedangkan sidat membutuhkan iklim dan kondisi geografis tertentu.

  • Jenis

Terdapat tiga jenis belut di Indonesia, antara lain belut sawah, belut rawa, dan belut Sedangkan sidat memiliki jenis yang berjumlah yang telah terindentifikasi kurang lebih 6 jenis di perairan Indonesia. Namun, secara umum terdapat lebih dari 18 jenis di seluruh dunia.

  • Siklus Hidup

Ikan sidat memiliki siklus hidup yang cenderung lebih lama dibandingkan dengan belut. Ikan sidat dewasa akan bermigrasi ke laut untuk melakukan pemijahan pada kedalaman mencapat 6000 meter di atas permukaan laut. Sedangkan belut merupakan hewan yang berkelamin ganda. Proses pergantian kelamin pada belut biasanya ditandai dengan sifatnya yang menjadi lebih agresif bahkan dapat memangsa sesama jenisnya.