Buaya Filipina: Ciri-ciri, Fakta, Makanan, Habitat, Gambar
Buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) termasuk buaya air tawar yang paling terancam punah di dunia. Mereka berukuran kecil, memiliki moncong yang relatif lebar dan lempeng bertulang tebal di punggungnya. Buaya ini memiliki antara 66 dan 68 gigi yang secara teratur rontok dan digantikan dengan yang baru. Warna coklat keemasan mereka semakin gelap saat mereka tumbuh. Betina sedikit lebih kecil dari pejantan. Spesies yang terancam punah ini dulunya umum di seluruh Filipina, tetapi saat ini hanya hidup di beberapa pulau.
Nama lain buaya ini adalah buaya Mindoro dan bukarot. Panjangnya sekitar 3 meter, berat 90-190 kg, kecepatan 17-32 km/jam, dan harapan hidup 70-80 tahun.
Persebaran
Buaya Filipina secara historis adalah satwa asli di seluruh kepulauan Filipina, mencakup Mindoro, Dalupiri, Samar, Luzon, Jolo, Masbate, Negros, Busuanga, dan Mindanao. Sekarang mereka terbatas hanya di utara Luzon dan barat daya kepulauan Mindanao. Spesies ini tinggal di muara dan pantai. Sebagian besar habitat mereka berada di daerah air tawar dan bisa mencakup kolam, rawa, dan sungai kecil.
Kebiasaan dan Cara Hidup
Buaya Filipina beristirahat di bawah sinar matahari siang hari untuk berjemur. Ketika terlalu panas, mereka akan membuka mulut untuk melepaskan panas. Buaya ini mampu mengapung di permukaan air. Untuk mengontrol daya apung mereka, mereka akan menelan batu. Tidak banyak yang diketahui tentang persepsi atau komunikasi di antara buaya Filipina.
Secara umum, warna kulit buaya berubah tergantung pada suasana hati atau lingkungannya. Selain itu, lidah mereka yang berwarna kuning atau oranye di rahangnya yang menganga dapat berfungsi sebagai tanda sosial atau peringatan.
Makanan
Buaya Filipina adalah karnivora, memakan ikan, udang, kepiting, siput, mamalia kecil, ular, dan burung.
Reproduksi
Sistem kawin buaya Filipina tidak diketahui. Namun buaya ini bersifat poligini, artinya satu pejantan akan kawin dengan sejumlah betina. Masa pendekatan dan kawin berlangsung dari bulan Desember hingga Mei selama musim kemarau, dan telur dihasilkan dari bulan April hingga Agustus, dengan puncaknya pada bulan Mei atau Juni di awal musim hujan.
Buaya Filipina akan bertelur kedua setelah 4-6 bulan dan dapat bertelur sebanyak tiga kali setiap tahun. Mereka bisa mengeluarkan 7-33 butir telur dalam sekali berteur. Di alam liar, masa inkubasi adalah 65-78 hari, sedangkan di penangkaran 77-85 hari.
Betina membangun sarang gundukan dari daun, ranting, dan tanah atau mereka membuat sarang lubang untuk menyembunyikan telur mereka. Setelah telur dikeluarkan, pejantan dan betina akan bergantian mengawasi sarang dan betina secara rutin mengunjungi sarang baik pada pagi atau sore hari. Buaya betina menjadi dewasa pada usia 10 tahun, sedangkan pejantan menjadi dewasa pada usia 15 tahun.
Populasi
Ancaman Populasi
Penurunan populasi spesies ini di masa lalu disebabkan oleh perburuan yang berlebihan untuk penggunaan komersial. Saat ini, perusakan habitat mereka adalah ancaman paling serius bagi kelangsungan hidupnya karena hutan hujan ditebangi di seluruh wilayah untuk dijadikan sawah.
Buaya ‘air asin’ atau buaya muara yang terkenal, salah satu yang terbesar di dunia dengan reputasi sebagai pemakan manusia, tinggal di daerah yang sama. Tidak diragukan lagi mereka turut berkontribusi terhadap pembasmian spesies buaya apa pun oleh penduduk setempat, sehingga buaya Filipina yang lebih kecil juga sering dibunuh saat ditemukan.
Jumlah Populasi
Menurut Daftar Merah IUCN, jumlah total populasi buaya Filipina adalah sekitar 92-137 ekor buaya dewasa. Saat ini spesies ini diklasifikasikan sebagai Critically Endangered (CR) alias Terancam Punah dan jumlahnya saat ini semakin berkurang.
Fakta-fakta Menarik Lainnya
~ Buaya ini adalah salah satu spesies buaya yang paling langka dan rentan di dunia, bersama dengan aligator China.
~ Buaya Filipina juga dikenal sebagai buaya air tawar Filipina, bukarot (Luzon utara), buwaya (Filipina umum), dan buaya Mindoro (nama pulau tempat mereka pertama kali ditemukan oleh Karl Schmidt pada tahun 1935).
~ Buaya Filipina pertama kali dideskripsikan pada tahun 1935 oleh Schmidt, tetapi selama beberapa dekade mereka dianggap sebagai subspesies buaya Irian. Mereka diakui secara luas sebagai spesies terpisah sejak Hall menerbitkan tulisannya pada tahun 1989.
~ Sejak tahun 2001, membunuh buaya Filipina dalam habitat alamnya adalah perbuatan ilegal dan hukumannya adalah denda 2.500 dolar AS.
~ Buaya ini relatif kecil dan tidak berbahaya bagi manusia kecuali diganggu.