Hyena Tutul – Fakta, Makanan, Habitat, Populasi, Gambar
Sebagai hewan yang sangat sering disalahpahami, hyena tutul (Crocuta crocuta) memiliki reputasi sebagai hewan pengecut dan licik, tetapi sebenarnya mereka adalah makhluk yang mengesankan dan cerdas dengan sistem sosial yang sangat menarik. Hyena terlihat seperti anjing, tetapi memiliki hubungan yang lebih dekat dengan kucing, musang, dan genet. Mereka juga disebut sebagai hyena yang tertawa, sedangkan nama umum mereka adalah spotted hyena.
Hyena tutul adalah pemburu yang kuat dan terampil serta merupakan anggota terbesar dalam keluarga hyena. Betina dan jantan terlihat persis sama kecuali betina sedikit lebih besar. Berat mereka 41-64 kg, tingginya 70-91 cm, dan panjangnya 95-166 cm. Hyena bisa berlari dengan kecepatan 60 km/jam dan mereka bisa hidup 20-40 tahun.
Sebaran
Hyena tutul hidup di seluruh sub-Sahara Afrika (Chad, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Ethiopia, Kenya, Tanzania, Botswana, Angola, Namibia, dan sebagian Afrika Selatan) dan tidak hidup di ujung selatan atau hutan hujan Kongo. Mereka tinggal di sabana, hutan, padang rumput, dan hutan pegunungan.
Perilaku
Dalam hal kecerdasan sosial, hyena tutul dianggap mendekati tingkat kecerdasan primata tertentu. Mereka memiliki penglihatan malam yang sangat baik, sebagian besar aktif di malam hari, berburu di malam hari, dan tidur atau tinggal di dekat sarang mereka di siang hari. Mereka memiliki tatanan sosial matriarkal dari individu-individu yang berkerabat yang disebut sebagai klan. Satu betina alfa memimpin klan.
Hewan ini menandai wilayah mereka dengan menggaruk tanah dan dengan zat berminyak yang mereka keluarkan dari kelenjar anal mereka. Area yang jauh dari sarang adalah “jamban” mereka, cara lain untuk menandai batas wilayah klan mereka. Hyena tutul memiliki jangkauan vokal yang besar dan berkomunikasi dengan anggota klan melalui teriakan, geraman, cekikikan, dan lainnya. Suara cekikikan itu terdengar seperti tawa manusia, sehingga mereka pun dinamai laughing hyena.
Makanan
Hyena tutul adalah hewan omnivora yang berburu dan mengais sisa-sisa makanan. Ketika berburu sendirian, mereka memangsa binatang kecil seperti terwelu, rubah, jackal, burung, ikan, dan ular, serta bangkai. Dalam kawanan mereka berburu binatang berkuku berukuran sedang hingga besar, seperti zebra, wildebeest, Grant’s gazelle, Thomson’s gazelle, topi, waterbuck, eland, hartebeest, and impala. Mereka juga memakan telur, buah, dan invertebrata.
Perilaku kawin
Perkawinan untuk spesies ini bersifat poligini. Pejantan akan membungkuk untuk menarik wanita sebelum kawin. Pembiakan terjadi setiap saat di sepanjang tahun dengan interval 11 dan 21 bulan. Kehamilan berlangsung sekitar empat bulan, dan satu sampai tiga ekor anak (rata-rata dua ekor) dilahirkan di dalam tempat bersalin di sarang.
Susu hyena tutul sangat kaya dan anaknya dapat bertahan tanpa makanan selama beberapa hari sebelum tiba waktunya makan lagi, tidak seperti anjing dan singa liar. Betina memiliki tanggung jawab tunggal untuk membesarkan anak-anaknya. Pada usia dua-enam minggu, anak-anaknya dipindahkan oleh ibu mereka ke tempat bersama di sarang.
Hyena muda sepenuhnya bergantung pada susu ibunya selama sekitar delapan bulan dan disapih pada usia 12-18 bulan. Mereka mencapai kematangan seksual pada usia dua-tiga tahun. Pejantan meninggalkan klan kelahiran mereka pada sekitar usia dua tahun, sedangkan betina tetap tinggal dalam klan.
Populasi
Meski sebagian besar populasi hyena tutul di kawasan lindung di Afrika selatan tampaknya stabil, populasi di Afrika barat dan timur, termasuk di kawasan lindung, terihat menurun. Alasan utamanya adalah penganiayaan manusia melalui penembakan, peracunan, penjebakan, dan penjeratan, bahkan di daerah yang dilindungi.
Persekusi ini seringkali terjadi di daerah pertanian di mana hyena benar-benar membunuh atau dianggap membunuh hewan ternak. Hyena juga dibunuh untuk melindungi ternak. Ancaman tambahan adalah penurunan kualitas habitat di luar kawasan lindung.
Menurut Daftar Merah IUCN, ukuran total populasi hyena tutul adalah antara 27.000 hingga 47.000 individu. Populasi terbesar yang diketahui berada di ekosistem Serengeti di sektor Tanzania dengan jumlah 7.200 -7.700 ekor, sektor Kenya 500 -1.000 ekor, dan di Taman Nasional Kruger Afrika Selatan ada 1.300-3.900 ekor. Saat ini hyena tutul diklasifikasikan sebagai Least Concern (LC), tetapi jumlah mereka saat ini mulai berkurang.
Hyena tutul adalah predator besar Afrika yang paling berlimpah di daerah di mana hewan berkuku biasa ditemukan. Karena itu mereka adalah bagian yang sangat penting dari ekosistem ini. Hyena tutul akan memakan hampir setiap bagian mangsanya kecuali rumen (lambung) dan tanduknya, dan mereka sering mengais makanan atau merebut mangsa dari hewan predator lain.
Fakta-fakta unik
– Jantung seekor hyena dua kali lipat ukurannya dari jantung mamalia yang berukuran sama.
– Hyena adalah satu-satunya predator yang memiliki rahang yang cukup kuat untuk merobek kulit gajah dan menghancurkan tulang gajah.
– Hewan-hewan ini dapat mencerna benda-benda yang sebagian besar tidak bisa dicerna binatang, seperti tulang dan kulit. Asam lambung khusus memecah bagian-bagian hewan ini.
– Fosil Hyena telah ditemukan di Afrika, Amerika Utara, Asia, dan Eropa. Tetapi selama 8.000 tahun terakhir, hyena tutul hanya hidup di Afrika.
– Hyena tutul dapat berlari dalam jarak jauh dengan kecepatan 10 km/jam dan tidak merasa lelah. Mereka juga perenang yang baik.
– Nama genus hyena tutul, “crocuta,” berasal dari kata Latin yang berarti “binatang liar yang tidak dikenal di Ethiopia.”