Mengenal Ular Weling: Fakta, Bisa Racun, Makanan, Reproduksi
Ular (Bungarus candidus), yang juga dikenal dengan nama blue krait atau Malayan krait, adalah spesies ular elapid yang sangat berbisa yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Ular ini ditemukan di Semenanjung Malaysia, Vietnam tengah, Thailand, Indonesia, Laos, dan Singapura. Ular weling adalah salah satu ular paling berbisa yang ditemukan di Asia dan berada di antara deretan ular paling mematikan di dunia.
Jenis ular ini hidup di berbagai habitat mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1200 meter dpl, seringkali ditemukan dekat dengan sumber air. Beberapa habitat yang mereka sukai antara lain daerah berbatu dan saluran air, tetapi mereka juga mendiami daerah semak belukar gugur dengan tanah berpasir, hutan bukit, hutan cemara, atau perkebunan primer. Ular weling juga biasa ditemukan dekat area persawahan dan bendungan, bahkan dapat ditemukan di daerah pedesaan dan perkotaan. Ini adalah spesies yang sangat tertutup dan nokturnal, biasanya bersembunyi di siang hari.
Panjang rata-rata ular weling adalah sekitar 100 cm, tetapi panjang maksimum yang dapat dicapainya adalah 160 cm. Ada beberapa perbedaan antara populasi yang ditemukan di berbagai bagian wilayah sebarannya, tetapi ular weling hampir selalu menampilkan pola pita (banded).
Pita hitam gelap-coklat atau kebiruan-hitamnya berselang-seling dengan pita putih kekuningan yang bisa memiliki beberapa noktah hitam. Kadang-kadang ada pula ular weling berkulit hitam legam tanpa pita meskipun sangat jarang. Perut mereka seragam putih, kepalanya memiliki warna gelap, dan sisik punggungnya halus.
Ular weling tidak dianggap sangat agresif atau defensif. Mereka juga tidak cenderung menggigit kecuali benar-benar diganggu atau diprovokasi setidaknya pada siang hari. Ular pemalu ini seringkali berusaha menutupi kepalanya dengan ekornya. Ular weling begitu “jinak” pada siang hari hingga banyak pawang ular sering memegang ular maut ini dengan tangan kosong.
Bisa dan Gigitan
Racun atau bisa ular weling mengandung neurotoksin kuat yang menyerang sistem saraf manusia, memaksanya untuk mematikannya. Setelah digigit, kematian dapat terjadi dalam waktu 12 hingga 24 jam jika tidak diobati. Angka kematian akibat gigitan ular weling adalah sekitar 60 hingga 70% pada manusia.
Tetapi bahkan dengan pengobatan antivenom, 50% dari gigitan ular weling terbukti berakibat fatal. Korban gigitan biasanya mati karena kegagalan pernapasan, kelumpuhan otot-otot dan saraf penting yang diperlukan untuk menjalankan fungsi ini seperti diafragma.
Ular weling menggigit sangat pelan atau bahkan tidak terasa sakit di lokasi gigitan. Ini justru sangat berbahaya bagi orang-orang yang tinggal di desa-desa terpencil yang biasanya berbaring di lantai untuk tidur dan bisa digigit ular ini saat tidur.
Nilai IV LD50 racun ular weling pada tikus adalah 0,1 mg/kg, membuatnya lebih beracun dibandingkan dengan ular monocled cobra (Naja kaouthia) dan 15 kali lebih beracun daripada ular kobra biasa. Di Vietnam, tentara Amerika biasa menyebut mereka “five-step snake” yang berarti bahwa jika Anda digigit oleh seekor ular weling Anda hanya bisa bergerak sejauh lima langkah dan kemudian mati.
Jika antibisa ular weling tidak tersedia, antibisa ular harimau Australia (Notechis scutatus) dapat digunakan sebagai penggantinya.
Makanan
Ular weling adalah spesies ophiophagus, yang artinya mereka memakan ular lain bahkan dari jenisnya sendiri. Tetapi mereka juga akan memakan amfibi, kadal, dan terkadang mamalia kecil seperti tikus dan hewan kecil lainnya. Tidak seperti ular berbisa lain yang merupakan predator penyergap, mereka adalah pemburu aktif, bergerak di malam hari untuk mencari mangsa.
Reproduksi
Tidak banyak yang diketahui tentang perilaku reproduksi ular weling selain fakta bahwa mereka adalah ular ovipar (bertelur). Biasanya mereka akan menyerang dan mengambil alih lubang tikus di tanah untuk membuat sarang mereka. Beberapa pengamatan menyatakan bahwa pejantan melakukan ritual pertarungan.
Di Thailand, betina bertelur pada Maret dan April, dan setelah masa inkubasi telur menetas pada Juni atau Juli. Betina rata-rata mengeluarkan 4 hingga 10 telur, saat lahir anak ular memiliki panjang sekitar 30 cm dengan warna yang mirip dengan ular dewasa.
Konservasi dan Ancaman
Ular weling terdaftar sebagai spesies “Least Concern/Berisiko Rendah” karena persebarannya yang luas. Ular yang mematikan ini ditangkap untuk dijadikan obat tradisional, makanan, dan diambil kulit mereka di beberapa daerah jelajahnya. Namun tidak jelas bagaimana hal ini berdampak pada populasi spesies ini dan hanya penelitian lebih lanjut yang dapat menjelaskan dampak eksploitasi mereka. Meskipun kemungkinan besar tidak ada ancaman besar bagi ular weling, seperti semua ular lainnya mereka kemungkinan besar menderita akibat penganiayaan manusia.
Tahukah Anda? Common krait atau Indian krait (Bungarus caeruleus) juga dikenal dengan nama umum blue krait. Meskipun mereka termasuk dalam genus yang sama, Bungarus, ini adalah dua spesies yang sama sekali berbeda.